Sabtu, 30 Juli 2011

Keuntungan Masuk Islam

Betapa beruntungnya seorang manusia yang memeluk agama Allah ta’aala, yaitu Al-Islam. Sebab semenjak ia masuk Islam maka semua perbuatan yang ia lakukan mulai mendapat perhitungan serta ganjaran kebaikan di sisi Allah ta’aala.

Adapun orang yang kafir, maka apapun yang ia kerjakan di dunia tidak akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah ta’aala. Mengapa? Sebab mereka telah mengingkari perkara yang paling mendasar dalam kehidupan, yaitu ke-imanan kepada Allah ta’aala. Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa semua yang mereka kerjakan akan terhapus dari catatan rekening amal mereka. Bahkan ditegaskan bahwa mereka bakal menjadi orang-orang yang merugi kelak di akhirat.

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa yang kafir terhadap keimanan, maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (QS Al-Maaidah ayat 5)

Ironisnya lagi, orang-orang kafir tersebut menyangka bahwa mereka telah berbuat kebaikan sewaktu di dunia sehingga mereka sudah berharap akan memperoleh surga di akhirat setelah mereka mati. Padahal justru ketika di akhirat itulah mereka baru sadar betapa celakanya mereka. Dan mereka baru sadar bahwa diri mereka sewaktu di dunia berada dalam kesesatan dan kekeliruan.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ
رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنً


Katakanlah, "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS Al-Kahfi ayat 105)

Semua itu terjadi lantaran orang kafir mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah ta’aala dan mereka tidak pernah secara sungguh-sungguh mempercayai akan datangnya hari perjumpaan dengan Allah ta’aala. Hari di mana manusia bakal mempertanggung-jawabkan segala apa yang telah dikerjakannya sewaktu di dunia. Bilamana ada orang yang mengajak mereka agar beriman kepada Allah ta’aala dan hari Akhir mereka kemudian mentertawakannya serta mendustakannya.

Maka pada hari Berbangkit kelak orang-orang kafir akan menyesali segala salah sikap yang mereka perlihatkan sewaktu di dunia dahulu. Bahkan mereka berkeinginan kuat untuk membayar apapun, seandainya mungkin, agar mereka dapat terlepas dari siksaan Allah ta’aala.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ
مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36)

Penyesalan orang kafir sedemikian rupa pada hari itu sehingga mereka menuntut kepada Allah ta’aala agar dapat dikembalikan ke dunia agar mereka dapat meralat salah langkah mereka sewaktu di dunia. Bahkan mereka mengakui bahwa mereka telah keliru karena tidak mau meyakini kebenaran Allah ta’aala dan Rasul-Nya sewaktu di dunia. Suatu keyakinan yang munculnya sangat terlambat. Suatu keyakinan yang sudah tidak membawa manfaat apapun bagi mereka pada hari Berbangkit tersebut, kecuali azab Allah ta’aala.

وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (QS As-Sajdah ayat 12)

Maka, saudaraku, alangkah beruntungnya manusia yang memperoleh hidayah iman dan Islam di dunia. Sebab apapun kebaikan yang ia kerjakan bakal mendatangkan balasan kebaikan dari Allah ta’aala yang berlipat kali. Sementara kejahatan yang ia kerjakan hanya dibalas Allah ta’aala setimpal dengan kejahatan tersebut.

إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا
وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا


“Apabila seseorang masuk Islam kemudian Islamnya menjadi baik, niscaya Allah akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukan. Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan dibalas Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas (hanya) setimpal kejahatannya itu, kecuali jika Allah memaafkannya.” (HR Bukhary 1/72)

Maka sudah sepantasnya –sebagai ungkapan rasa syukur- kita ummat Islam berusaha keras mengajak siapapun ke jalan Allah ta’aala ini. Sampaikan kepada mereka: ”Aslim, taslam... Masuklah Islam-lah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan di akhirat.” Jangan hendaknya kita biarkan teman kerja kita di kantor, atau tetangga kita di rumah atau bahkan saudara kita yang non-muslim hidup tanpa iman dan Islam. Mumpung mereka masih hidup, mumpung kita masih diberi umur oleh Allah ta’aala. Marilah, saudaraku, kita da’wahi mereka ke jalan hidup yang sungguh akan menghantarkan mereka dan kita bersama kepada keselamatan fid-dunya wal aakhirah.

Mengukur Angan-Angan

Hidup kadang seperti rangkaian bias-bias sinar terik yang membentuk fatamorgana. Terlihat begitu indah. Segar menawan. Ia melambai-lambai, membuat ruhani yang haus kian terpedaya.

Seperti itulah rupa hidup buat sebagian orang. Seperti itulah ketika kesenjangan antara idealita dengan realita tak lagi menumbuhkan kesadaran. Bahwa, hidup penuh perjuangan. Yang muncul selanjutnya adalah angan-angan. Andai saya bisa. Andai saya kaya!

Kesenjangan makin parah ketika tarikan-tarikan idealita punya dua tangan. Adanya obsesi hidup serba lengkap di satu sisi, serta pergaulan yang begitu akrab dengan dunia serba mewah. Entah kenapa, ingatan begitu kuat menyimpan sederet merek mobil mewah, lokasi wisata kelas tinggi, trend baru seputar busana, handphone dan sebagainya. Ada selera hidup yang, boleh jadi, di luar kemestian.

Padahal, kenyataan diri berkali-kali menegaskan bahwa semua tuntutan gaya hidup itu di luar kemampuan. Bahwa, membayang-bayangkan sesuatu di luar kesanggupan hanya menguras energi tanpa manfaat. Seolah diri ingin mengatakan, “Inilah kenyataan. Terimalah. Jangan mimpi. Jangan terbuai angan-angan!”

Namun, penegasan itu sulit diterima diri yang terus dipermainkan nafsu. Pada saat yang sama, kesadaran jiwa kian tenggelam dengan angan-angan. Terus tersiksa dengan segala ketidakmampuan. Cahaya iman meredup. Hati pun menjadi gelap.

Seorang sahabat Rasulullah saw., Abdullah bin Mas’ud, pernah memberikan nasihat. Ada empat hal yang menyebabkan hati manusia menjadi gelap. Yaitu, perut yang terlalu kenyang, berakrab-akrab dengan orang-orang zalim, melupakan dosa-dosa masa silam tanpa ada perasaan menyesal. Dan terakhir, panjang angan-angan.

Beliau radhiyallahu‘anhu juga memberikan nasihat sebaliknya. Ada empat hal yang membuat manusia memiliki hati yang terang. Yaitu, adanya kehati-hatian
dalam mengisi perut, bergaul dengan orang-orang yang baik,
mengenang dosa-dosa dengan penuh penyesalan. Dan keempat, pendek angan-angan.

Seperti itulah nasihat singkat dari seorang sahabat Rasul yang sejak kecil hidup apa adanya. Tapi kemudian, tumbuh menjadi seorang pakar Alquran, ahli fikih, dan beberapa penguasaan ilmu lain. Umar bin Khattab pernah berkomentar tentang sosok Abdullah bin Mas’ud. “Sungguh ia terpelihara oleh kefaqihan dan ketinggian ilmunya.”

Ada beberapa sebab kenapa angan-angan kian memanjang. Pertama, keringnya hati dalam mengingat Allah swt. Kekosongan-kekosongan itulah yang menjadi lahan subur tumbuhnya angan-angan. Allah swt. berfirman, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Alkitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadiid: 16)

Kedua, adanya kecintaan pada dunia. Luqman Al-Hakim pernah berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, sesungguhnya dunia itu laut yang dalam. Telah banyak orang yang tenggelam di dalamnya. Maka hendaklah perahu duniamu itu senantiasa takwa kepada Allah ‘Azza Wajalla. Isinya iman kepada Allah Ta’ala. Dan layarnya berupa tawakkal penuh pada Allah swt.
Anakku, berpuasalah dari dunia dan berbukalah pada akhirat.”

Seorang ulama seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah memberikan nasihat soal ini. Janganlah sekali-kali menatap dan merenungi harta orang lain. Karena di situlah peluang setan menyusupkan godaannya.

Ketiga, menghinakan nikmat Allah. Sangan wajar jika seorang manusia ingin hidup kaya. Dan Islam sedikit pun tidak melarang umatnya menjadi orang kaya. Justru, ada hadits Rasulullah saw. yang mengatakan, “Kaadal faqru ayyakuuna kufron” (Boleh jadi kefakiran menjadikan seseorang kepada kekafiran)

Masalahnya tidak pada sisi itu. Ketika seseorang tidak mampu menerima kenyataan apa adanya, ada sesuatu yang hilang. Itulah syukur terhadap nikmat Allah. Rasulullah saw. bersabda, “Dua hal apabila dimiliki seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan.” (HR. Attirmidzi)

Jika seorang hamba Allah kurang bersyukur, yang terjadi berikutnya adalah buruk sangka pada Allah swt. Menganggap Allah kurang bijaksana. Menganggap Allah tidak adil. Padahal, semua kebijaksanaan Allah adalah pilihan yang terbaik buat hamba-Nya. Boleh jadi, kemiskinan buat seseorang memang merupakan situasi yang tepat buat hamba Allah itu.

Seperti itulah firman Allah dalam surah Asy-Syura ayat 27. “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”

Terakhir, adanya kekaguman terhadap seseorang karena sisi kekayaannya. Begitulah mereka yang kehilangan identitas keimanannya. Gampang kagum dengan sesuatu dari kulit luarnya: penampilan dan kekayaan. Padahal, kenyataan hidup yang terlihat tidak seindah yang dibayangkan. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.” (QS. Ali Imran: 196)

Kehidupan memang tak bisa lepas dari pemandangan menipu sejenis fatamorgana. Tapi semua itu tidak akan mampu menggoda hati-hati yang tidak dahaga. Karena nikmat Allah yang ada sudah teramat layak untuk disyukuri.

Ketika Ruh Dicabut

Imam Ahmad dalam Musnad-nya, demikian juga Ibnu Hibban, Abu ‘Awanah Al-Isfirayaini dalam kitab Shahih keduanya, meriwayatkan dari Al-Manhal dari Zadan bin Al-Bara’ bin ‘Azib bahwa ia berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah untuk mengantar jenazah. Beliau duduk di atas kuburan dan kami duduk di sebelahnya. Kami diam dan tenang laksana di atas kepala kami terdapat seekor burung. Sambil menguburkan jenazah tersebut, Beliau berkata, “Aku berlindung diri kepada Allah dari siksa kubur.” Beliau mengucapkannya tiga kali.

Selanjutnya Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang beriman jika akan pindah ke alam akhirat dan meninggalkan dunia, maka para malaikat itu turun kepadanya. Wajah mereka seperti matahari dan setiap dari mereka membawa wewangian dari surga dan kain kafan. Mereka duduk di dekat orang yang beriman sebatas pandangan kemudian malaikat pencabut nyawa duduk di dekat kepalanya dan berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.”

Rasulullah kemudian bersabda, “Ruh orang beriman pun keluar dari jasadnya seperti halnya air keluar dari mulut teko. Malaikat pencabut nyawa segera mengambilnya. Ketika ruh orang itu telah berada dalam genggamannya, para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh orang beriman itu berada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata hingga kemudian mereka mengambilnya dan menaruhnya di atas kain kafan surga dan wewangian tersebut. Dari ruh orang beriman, keluarlah wewangian paling harum yang pernah ada di bumi.”

Kata Rasulullah selanjutnya, “Kemudian para malaikat naik membawa ruh orang beriman dan setiap kali mereka melewati para malaikat, maka mereka bertanya, “Ruh siapa yang harum ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan nama terbaik yang pernah menjadi sebutannya ketika di dunia hingga kemudian mereka berhenti di langit kedua. Mereka minta dibukakan bagi ruh tersebut kemudian dibukakanlah untuknya. Ruh tersebut disambut seluruh makhluk di langit kedua dan mereka mendekatkan ruh tersebut ke langit berikutnya hingga mereka membawa ruh itu tiba di langit di mana Allah berada. Allah kemudian berfirman, “Tuliskan kitab hamba-Ku ini dalam ‘Illiyyin, lalu kembalikanlah ia ke bumi. Sebab, dari bumi itulah Kami menciptakan mereka, ke dalamnya Kami kembalikan mereka, dan darinya pula Kami keluarkan mereka sekali lagi.”

Selanjutnya Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya orang kafir itu jika meninggal dunia menuju ke akhirat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang hitam dan membawa kain kafan kasar, lalu duduk di dekatnya sebatas pandangan.

Malaikat pencabut nyawa datang kepadanya dan duduk di dekat kepalanya lantas berkata, “Wahai ruh yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah!” Lalu ruhnya berpisah dari jasadnya dan malaikat mencabutnya seperti mencabut besi pembakar dari wol yang basah. Selanjutnya malaikat pencabut nyawa mengambilnya dan jika sudah ia ambil, maka para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh tersebut di tangannya sekejap mata hingga kemudian mereka meletakkannya di dalam kain kasar tersebut. Dari padanya keluar bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi.

Para malaikat membawanya naik dan setiap kali mereka melewati malaikat, mereka bertanya, “Ruh busuk siapa ini?” Para malaikat menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan sejelek-jeleknya nama yang dialamatkan kepadanya ketika di dunia. Ruh itu terus dibawa naik hingga sampai ke langit dunia. Ia meminta agar pintu langit itu dibuka, namun tidak juga dibukakan untuknya.

Kemudian Beliau membacakan firman Allah swt., “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (Al-A’raf: 40).

Allah swt. kemudian berkata, “Tuliskan kitabnya di Sijjin, di bumi yang terbawah!” Lalu ruh tersebut dilemparkan begitu saja. Selanjutnya Rasulullah membacakan firman Allah, “Barangsiapa menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj: 31)

Rabu, 27 Juli 2011

Surat Cinta Seorang Hacker

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka
Sehingga tidak ada keraguan saat aku c:\>nc -l -o -v -e ke hatimu,
Tapi aku hanya berani ping di belakang anonymouse proxy
Inikah rasanya jatuh cinta sehingga membuatku seperti pecundang,
Atau aku memang pecundang sejati
Whatever!
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilities-mu
pakai PHP injection,
Trus aku ls -la; find / -perm 777 -type d,
Sehingga aku tahu kalau di hatimu ada folder yang bisa ditulisi,
Atau adakah free space buat aku
Atau apakah aku harus pasang backdoor “Remote Connect-Back Shell”
Jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja,
Biar aku tidak merana seperti ini
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Saat semua request-ku diterima,
Aku akan nongkrong terus di bugtraq,
untuk mengetahui bug terbarumu
Maka aku akan patch ‘n pacth terus,
Aku akan jaga service-mu jangan sampai crash,
dan aku akan menjadi firewall-mu aku akan pasang portsentry,
Dan men-setting error page-mu ,
“The page cannot be found Coz Has Been Owned by Someone. Get out!”.
Aku janji gak bakalan ada malicious program atau service yang hidden,
Karena aku sangat sayang dan mencintaimu
Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Jangan ada kata “You dont have permission to access it” untuk aku,
Kalau gak mau di ping flood atau DDos Attack,
Jangan ah…!
Kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku.
Seandainya hatimu adalah sebuah system…?
Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
Kamu adalah impianku,
Yang telah mengacaukan systemku …
Suatu saat nanti,
Aku akan datang dan mengatakan,
Kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang menghanyutkan,
Gak ada anti virus yang dapat menangkalnya,
Selain kamu …

Business Intelligence

Business intelligence (BI) mainly refers to computer-based techniques used in identifying, extracting, and analyzing business data, such as sales revenue by products and/or departments, or by associated costs and incomes.
BI technologies provide historical, current and predictive views of business operations. Common functions of business intelligence technologies are reporting, online analytical processing, analytics, data mining, process mining, business perfomance management, benchmarking, text mining, and predictive analytics. 
Business intelligence aims to support better business decision-making. Thus a BI system can be called a decision support system  (DSS). Though the term business intelligence is sometimes used as a synonym for competitive intelligence, because they both support decision making, BI uses technologies, processes, and applications to analyze mostly internal, structured data and business processes while competitive intelligence gathers, analyzes and disseminates information with a topical focus on company competitors. Business intelligence understood broadly can include the subset of competitive intelligence

Shalat Yang Tidak Diterima

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : “Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.” (Tabyinul Mahaarim)
Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa : “10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :
1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba’.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.”
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : “Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah.”
Hassan r.a berkata : “Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”

Nasihat Bunda

Malam begini aku masih termenung sendiri di ujung kamar. Terbayang dengan semua yang telah terjadi hari ini dan hari yang telah kulewati sebelumnya. Semua sungguh membuatku frustasi. Yaa…hari ini aku baru saja putus cinta. Dengan terpaksa aku harus melepas dirinya.

Dialah Aga. Salah satu seniorku di fakultas kedokteran. Aku memang mahasiswa baru tahun ini. Aga adalah seniorku yang berbeda 1 tahun. Beruntung sekali aku bisa menembus fakultas kedokteran yang memang selama ini aku impikan. Tapi masalah yang baru saja menimpaku seperti telah merenggut semua kebahagiaanku dan keberuntunganku itu.

Tak terasa air mata menetes deras di kedua pipiku. Aku menangis karena aku teringat akan semua kenangan-kenangan yang telah kulalui bersama Aga. Aga yang aku sayangi, Aga yang aku cintai kini telah membuatku patah hati dengan keputusannya untuk mengakhiri hubungan kami yang sudah berjalan hampir 1 tahun ini. Padahal selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuknya.

“Tok..tok..tok. Mbak Cit, dipanggil bunda suruh makan”. Pembantu di rumahku mbak Sri telah membuyarkan lamunanku.
“Iya mbak. Sebentar !”aku menjawabnya.
Dengan segera kuseka air mataku yang telah menetes itu agar bunda tidak bertanya-tanya. Namun usaha yang telah aku coba ternyata sia-sia. Mataku membengkak besar. Membentuk garis hitam di bawah mata. Akhirnya tak kuhiraukan apa yang terjadi dengan mataku ini. Toh Bunda sebenarnya juga sudah mengetahui ini semua.

Aku menuruni anak tangga dengan lesu. Bunda yang sedari tadi sudah menunggu di meja makan melihatku seperti merasa prihatin dengan keadaanku hari ini.

“Nduk, makan dulu gitu lo. Jangan nangis ae. Kalo liat kamu gini bunda ya jadi ikut sedih to” kata Bunda ketika aku sudah sampai di tepi meja makan.
“Iya Bun. Ini juga mau makan” kataku pada Bunda seraya mencoba sedikit tersenyum.

Acara makan itu pun selesai. Dan aku sesegera mungkin kembali ke kamar mencoba menenangkan hati. Porsi makanku hari ini berbeda dari hari biasanya. Aku hanya makan 7 sendok saja. Itupun sudah membuat aku kenyang. Bunda hanya menggelengkan kepala melihatku.

Di kamar pikiranku semakin kacau. Kuputuskan saja untuk tidur sejenak. Barangkali setelah bangun tidur pikiranku ini sedikit lebih tenang. Aku pun tertidur pulas hingga tengah malam. Dan saat aku bangun aku seperti orang yang hilang pikiran. Aku hanya menatap langit-langit kamar dan pikiranku masih terbayang dengan Aga. Tak terasa air mataku menetes lagi. Aku tak kuasa untuk menahannya hingga akhirnya pagi pun menjelang.

Bunda membuka pintu kamarku untuk membangunkanku. Aku pun terbangun dan aku tak bisa menyembunyikan lagi apa yang terjadi denganku tadi malam. Mataku benar-benar terlihat membengkak sekali.
“nduk kamu habis nangis lagi ya ?” tanya Bunda.

“hah ? oooh .. mmm..” aku mencoba untuk menutupi semuanya dari Bunda. Aku bingung harus menjawab apa. Aku tidak mau membuat bunda jadi terus kepikiran karenaku.

“wes to nduuuk. Nggak usah bohongin Bunda. Bunda tau kok kalo kamu semaleman pasti nangis. Tuh keliatan kantung matanya.” kata Bunda.

“Ih… Bunda sok tau ah. Hehehe”

“Sama orangtua nggak boleh bohong. Hayo kemarin pasti kamu nangis lagi ya ? Jujur aja. Hehehe”. Bunda tetap saja yakin jika aku nangis lagi semalaman. Walaupun aku mencoba untuk menutupi tapi tetap saja tidak bisa. Aku pun akhirnya mengakui.

“iya nih Bun.” Aku berkata sambil mengucek-ngucek mataku.

“Naah kan. Bunda nggak bisa dibohongin. Dikira bunda nggak pernah apa ngerasain kayak kamu ?! Bunda juga pernah muda kali cit ! Hehehe. Oh iya cit, nanti mau ikut Bunda nggak ?”

“Kemana bun ??”

“Yaaa… pokoknya ntar ikut bunda aja deh. Kamu pasti bakalan ngerasain hal yang beda dari sekarang. Hehehe.”

“Aduuuh.. Mau kemana sih Bun ?? Bikin penasaran aja deh. Uh !”

“Yaa liat aja ntar cit. Yaudah kamu mau apa nggak ikut Bunda ?”

“Mmm… Gimana ya Bun ?! Yaudah deh ikut aja. Daripada mati penasaran anakmu ini. Hahaha”

“Huuss ! Nggak boleh ngomong gitu nduk.”

“Eh iya Bun. Hehehe”

“Yaudah cepetan siap-siap. Lebih cepat lebih baik. Kayak katanya pak Jusuf Kalla. Hehehe”. Bunda sedikit memberikan lelucon kepadaku. Mungkin biar aku sedikit bisa melupakan masalah ini kali ya.

“Oke bunda sayaaaang !”

“Bun, sebenarnya ini mau kemana sih ?! Daritadi Cuma muter-muter doank. Keburu penasaran niih !”

“Sabar dikit kenapa sih nak. Bentar lagi juga mau nyampe kok.”

Aku sedikit sebal sama Bunda. Hampir satu jam lamanya kami berada di mobil dan kami masih saja belum sampai di tempat yang dimaksud Bunda itu.

Aku hanya terdiam melihat jalanan lewat kaca jendela. Ketika aku melihat jalanan aku jadi teringat akan sesuatu. Astaga ! Ini kan jalan yang pernah aku lewatin sama Aga ketika pertama kali kita ngedate.

“Nggak ! aku nggak boleh nangis. Pokoknya nggak boleh nangis ! Malu dong sama bunda” pikirku sambil melirik Bunda yang sedang konsentrasi menyetir mobil.

Semakin jauh perjalanan itu, semakin aku teringat dengan semua kenanganku dan Aga. Aku tidak bisa menahan pedasnya mataku ini. Dan akhirnya aku pun menangis lagi.

“Loh cit.. Kok jadi nangis ??. Sabar donk sayang. Nanti juga nyampe. Tenang aja”

“Bukan gara-gara kelamaan Bun !”

“Terus gara-gara apa ?? Cerita donk !”

Aku cuma menggeleng-gelengan kepala mengisyaratkan bahwa aku tidak mau untuk bercerita.

“Tuh kaan ! Sama bunda sendiri kok nggak mau cerita sih ?!!”
Aku masih saja menggeleng-gelengkan kepala. Dan sepertinya Bunda sudah capek bertanya padaku. Akhirnya bunda diam membiarkanku menangis sendiri di sampingnya.

Kacaunya pikiranku ditambah sepinya dalam mobil membuatku akhirnya tertidur sebentar. Bunda tetap saja membiarkanku terlelap dalam tangis. Dan ketika aku terbangun aku sudah dihadapkan pada sebuah tempat. Tempat yang sunguh indah dan tenang sekali. Terlihat jelas dihadapanku di hadapanku sawah yang terlihat hijau kekuning-kuningan menandakan sawah tersebut siap untuk dipanen, terlebih lagi di ujung sana terlihat bukit-bukit yang penuh dengan pepohonan hijau ditambah banyak sekali gubuk-gubuk di tengah sawah dan sungai kecil yang mengalir dengan tenang. Aku pun yang berada di dalam mobil langsung bergegas keluar untuk merasakan indahnya tempat itu. Aku sendiri masih belum tahu ini sebenarnya tempat apa. Saat aku sudah berada di luar mobil aku masih melihat bunda duduk di kursi sopir dan tersenyum kepadaku. Tak lama kemudian Bunda keluar juga dari mobilnya dan menghampiriku.

“Gimana tempatnya ? Bagus ?”

“Iya Bun. Bagus. Baguuus banget. Tempatnya tenang. Aku suka Bun tempat ini.”

Bunda kembali tersenyum padaku dan menarik tanganku.

“Mau kemana lagi Bun ?”

“Udaah.. nurut aja sama Bunda”

Akhirnya kuikuti kemana perginya Bunda. Aku tak ingin terlalu lama untuk mengetahui apa yang sebenarnya ingin Bunda tunjukkan padaku sedari tadi.

Sekian lama berjalan melewati hamparan sawah nan hijau kekuning-kuningan itu Bunda akhirnya berhenti di depan sebuah gubuk kecil berbentuk segiempat dimana kita bisa melihat ke segala arah areal sawah itu. Bunda duduk di gubuk itu sambil menikmati pemandangan.

“Bun, ini namanya tempat apa sih ? Kok aku baru tau ada tempat seindah dan setenang ini ya”
Bunda hanya tersenyum sambil masih melihat hamparan sawah di depannya.

“Loh kok cuma senyum sih Bun. Ini namanya apa sih ? Tuh kan ! Selalu bikin penasaran.”

Bunda masih saja tersenyum.

“Bun daritadi senyam senyum mulu ah. Ditanyain anaknya ini tempat apa juga.”

Akhirnya Bunda pun berkata
“Ini namanya di bawah kolong langit”.

“hah ? Maksudnya Bun ? Aku nggak ngerti deh.”
Bunda tersenyum lagi.

“Bunda mau cerita sama kamu Cit.”

“Cerita apa ?”

“Kamu tahu kenapa Bunda ngajak kamu ke tempat ini ? Kamu tahu kenapa tadi kita cuma muter-muter di jalan sampe akhirnya kamu protes ke Bunda ?”

“Enggak Bun. Emangnya kenapa ?”

“Disaat umurmu yang sudah bertambah dewasa ini Bunda pengen kasi tau kamu 1 hal tentang hidup cit. Hidup itu penuh dengan suka dan duka. Dan kamu mungkin saat ini sedang merasakan duka di hidup ini. Masalah cinta. Itu wajar kok. Bunda juga pernah mengalami seperti itu. Tapi yang Bunda sedikit merasa kepikiran adalah ketika kamu terus-terusan larut dalam kenangan. Bunda tahu perasaan itu. Memang sulit untuk kita melupakan semua kenangan-kenangan indah itu. Mungkin sekarang kamu bertanya-tanya mengapa Aga tega nyakitin perasaanmu padahal kamu udah berusaha menjadi yang terbaik untuknya. Kamu tahu nggak kunci dalam hidup ini adalah sabar dan ikhlas. Kalo pengen sabar dan ikhlas jangan pernah menghitung seberapa besar yang sudah dikorbankan.”

Aku hanya bisa terdiam dengan kata-kata Bunda. Tapi Bunda mungkin sudah tahu apa yang ada dalam pikiranku hingga dia membiarkan aku sejenak untuk memikirkan kata-kata itu.

“Dan satu hal yang perlu kamu tahu, hidupmu bukan cuma sampai sini aja. Masih panjang nak jalan hidupmu. Kalo mau nangis, nangis aja nggak apa-apa. Nggak usah ditahan. Tumpahin semuanya sekarang.”

Ternyata memang benar. Aku pun akhirnya menumpahkan semua air mataku saat itu juga di bawah kolong langit. Aku benar-benar telah dibuka pikiranku oleh Bunda. Aku baru menyadari kalo terus-terusan nangis nggak akan nyelesaiin masalah. Justru akan membuatku selalu teringat-ingat tentang Aga.

Hari pun tak terasa sudah semakin sore. Aku dan Bunda akhirnya memutuskan untuk kembali lagi ke rumah. Keceriaan sudah mulai nampak padaku. Yaaa.. walopun belum semuanya. Tapi itu sudah cukup membuat Bunda senang melihat perubahanku ini.
Di dalam mobil aku berfikir. Aku nggak nyesel kok pernah ketemu Aga. Aku juga nggak nyesel pernah jadi bagian dari Aga. Justru dengan ini aku telah mendapatkan 1 pelajaran hidup untuk kedepan yaitu menjadi orang sabar dan ikhlas seperti kata Bunda itu.

Cinta Yang Tak Mungkin

Ku pejamkan mata ini
Ku tertidur tanpa lelap
Tapi ku bermimpi kau jadi milikku
Suaramu tetap bernyanyi
Walau sadar ku kian tak ada
Namun ku bahagia lagumu milikku
Indah senyumanmu takkan bisa pudar,
makin indah di hatiku 
Walau ku sadari cinta yang tak mungkin jadi
Apapun yang kau ciptakan,
Ku akan berjuang dapatkan
Jika kau bahagia aku semakin bahagia
Indahnya wajahmu takkan pernah sirna,
makin terang di hatiku
Walau ku sadari cinta yang tak mungkin jadi
Indah senyuman mu takkan bisa pudar,
makin indah di hatiku
Walau ku sadari itu cinta yang tak mungkin jadi
Meski ku tak bisa memiliki dirimu
Takkan ku berpaling pergi
Makin ku mencintai ,ku lepas kau kekasih
Biar terbang tinggi,
Cinta yang tak mungkin terbang tinggi ...

Selasa, 26 Juli 2011

Hacker sama Cracker itu BEDA

Hacker !!!! siapakah dia? Memang sampai sekarang masih banyak orang yang salah mendefinisikan arti hacker dan cracker. Yah, sebagian besar orang mungkin menganggap hacker dan cracker adalah sama yaitu seorang kriminal karena banyak melakukan kejahatan di dunia cyber. Kalau kedua istilah itu punya arti yang sama, maka pasti ada yang salah dengan pendefinisian keduanya.

Hacker dalam tulisan Eric Steven Raymond adalah "there is a community, a shared culture, of expert programmers and networking wizards that its history back trough decades to the firs time-sharing minicomputers and the earliesr ARPAnet experiment"

Dengan kata lain, Raymon mengatakan,
"the members of this culture originated the term 'hacker'". Para hackerlah yang kemudian memperkenalkan internet, membuat program sistem operasi UNIX hingga bisa digunakan saat ini. Dan para hacker pula yang telah berjasa dalam menjalankan World Wide Web (www) sehingga dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia di belahan manapun dia berada asal terkoneksi pada internet.

Lebih lanjut Raymon mengatakan
"jika anda berada pada komunitas ini dan jika anda memiliki konstribusi didalamnya, dan kemudian orang mengenal anda sebagai hacker, maka anda adalah seorang hacker".

Sekilas dari pandangan Raymon kita dapat satu definisi bahwa seorang hacker bukanlah orang yang jahat seperti yang kita pikirkan selama ini. Ya, jika mereka memang bisa masuk kedalam komputer kita (melalui jaringan internet) karena mereka bisa menguasai ilmunya. Namun jika ada orang yang kemudian masuk secara ilegal kedalam komputer kita dan kemudian "mencuri dan mengacak-ngacak" data kita, mereka adalah CRACKER. Dan bisa jadi mereka adalah seorang hacker dalam dunia yang berbeda. Dengan kata lain, mereka semua adalah para ahli dalam hal teknologi informasi ini dan berkecimpung serius didalamnya.

Namun untuk menghindari kerancuan, maka sebuah kata kunci dalam masalah ini, menurut Raymon adalah perbedaan antara keduanya; seorang Hacker adalah dia yang membangun sistem, sementara seorang Cracker malah "menghancurkannya". (How to become a hacker, Eric S. Raymond, 2001).

Dan dari kesalah penafsiran tadi, hingga kini pun istilah hacker masih dibiaskan dengan istilah cracker. Kerancuan itu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan di luar negeripun pandangan terhadap keduanya sama seperti itu.

Istilah hacker awalnya bermakna positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer dengan lebih baik ketimbang yang ada sebelumnya 

PERBEDAAN HACKER DAN CRACKER :
 # HACKER
  1. Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna.
  2. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
  3. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
# CRACKER
  1. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagian contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode *****, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server.
  2. Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.
Sudah jelas yang sebenarnya ORANG JAHAT itu adalah CRACKER bukan HACKER seperti kebanyakan pendapat orang. Hanya orang bodoh yang menganggap hacker itu jahat !

Puisi Cinta anak Multimedia

Engkaulah processor di dalam hatiku
Dirimu serasa mengisi disk drive di diriku
Cintaku bukan rekayasa photoshop
Tapi rumit seperti java script

Aku tracing semua info tentangmu
Dari server ku selalu menatap dirimu
Jantung ku berdetak dengan cepat
secepat koneksi 1 terabytes/sec

Kau bagaikan Trojan di diriku
ataupun shortcut yang merajalela di tubuhku
Tak ada antivirus yang bisa membunuhmu
dari database directory diriku

Inilah aku,
Cintaku tak bisa ter-detect OCR
Selalu ter-upload ke memory unlimited ku

Jangan kau anggap aku C++
ataupun AS3 di hidupmu
Aku hanya ingin membuat typography namamu di hatiku
Biar ku kenang dihatiku

Diriku tidak error,
Dan tak memerlukan service
Akan ku eraser jika memang kau pinta
Tapi tetap kita satu warna,
dan selalu terseleksi oleh magic wand tool

Black hood akan menyerangmu
Akan ku hack cintamu,
agar aku bisa menembus password hatimu
Akulah anonymous spyware yang selalu memperhatikan mu ..

Puisi Cinta ala Kimia

Senyum manismu bagaikan NaOH pekat
Yang menetes perlahan dari buret Schelbagh
menimpa HCl dalam erlenmeyer jiwaku
Ku aduk perlahan dengan magnetic stirrer
membasakan PH suasana hatiku
hingga Phenolptalin memerah.
Ketika hatiku pengap bagai di ruang asam
kau datang membawa kesegaran aroma asam butirat
Tapi jangan khawatir cinta kita bisa dikatalis pake selen supaya
cepat tumbuh.
Masih ingatkah engkau waktu penetapan kadar protein?
Nah, selenium dan asam sulfat bisa membuat daya dobrak pemanasan makin oke..
Jika masih belum puas dan percaya dengan keyakinan cintaku padamu,
Bawalah indikator phenol ptealin, celupkan di dasar hatiku, jika
berubah warna, maka itu artinya cintaku palsu. dan itu tidak akan
terjadi padaku
Tapi, jangan kau balas cintaku dengan keputusan serumit rantai
DNA, apalagi jika aku tak punya enzim semangat untuk memutus
rangkaian itu.

Puisi Cinta ala Matematika

Tiga minggu yang lalu…
Untuk pertama kalinya ku lihat kau berdiri tegak lurus lantai
Ku lihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran
dengan diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks
berordo 5×5

Satu minggu kemudian aku bertemu kau kembali…
Kurasakan cintaku bertambah,
Bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Limit cintaku bagaikan limit tak hingga
Dan aku semakin yakin,
Hukum cinta kita bagaikan
hukum kekekalan trigonometri sin2+cos2 = 1

Kurasakan dunia yang bagaikan kubus ini menjadi
milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
Kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang

Semakin hari kurasakan cintaku padamu
Bagaikan grafik fungsi selalu naik yang tidak
memiliki nilai ekstrim.
Hanya ada titik belok horizontal yang akan selalu naik
Kurasakan pula kasihku padamu
Bagaikan grafik tan 0 900

Puisi Cinta ala Fisika

Archimedes dan Newton tak akan mengerti medan magnet
yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=
mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku ...

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa
maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat
aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak
terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan
gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi
hukum kekekalan di antara kita

Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang
sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita…

Minggu, 24 Juli 2011

Cinta

saat cinta menggugah rasa
asmara membara dalam jiwa
membakar hati yang sunyi..
kau hadir berikan warna
dalam kelam jiwa yang putus asa
bagaikan penyejuk di keringnya hati…
ku kejar coba tuk raih hatimu..
ingin ku miliki sepenuhnya
tapi satu salah ku
rasaku melewati anganku
tak sengaja kuteteskan noda
yang menghancurkan semua
membuat mu tenggelam dalam duka
yang seharusnya tak ada
maafkan keegoisanku
maafkan semua salahku
maafkan hanya itu kata yang tersisa
ku harap dengan ini
kita mampu menjadi lebih baik

Almost Soulmate

i know that’s all my fault
cause i never seem to care
i know that’s all my fault
cause i never fight for loosing you

i realize it now
it’s a foolish things to do
i do realize it now
how this love should be taking care of

for every step i take
makes me know how i feel

how i love you, i realize it now
you’re the living gift i have
sure i love you for being the best thing in my life
seems sometime i too forget how i’m being in love
you’re the reason of my life
like a soulmate suppose to be

oh but how could this be
it really haunted me
and maybe we are meant for each other

how i love you, i realize it now
you’re the living gift i have
sure i love you for being the best thing in my life
seems sometime i too forget how i’m being in love
you’re the reason of my life
you’re the reason of my life
like a soulmate suppose to be ...
like a soulmate suppose to be ...

Salahku

tak ku mengerti perasaan hati
ku tlah mencoba untuk meyakini
mungkin semua salahku, raguku
hingga kini kau berubah
mungkin semua bukan salahmu
sedalam-dalamnya cinta yang ada
namun entah mengapa rasa itu hilang
mungkinkah rasa ini kan kembali
cinta terulang lagi bila ku tak pergi

tak ku mengerti perasaan hati
ku tlah mencoba untuk meyakini
mungkin semua salahku, raguku
hingga kini kau berubah
mungkin semua bukan salahmu
namun ku ingin kau tahu
saat itu kau hidupku
kau yang hidupkan cintaku
lupakan semua cerita saat kita berdua ..

Tak Mungkin Ku Melepasmu

Mengartikan dirimu di dalam hatiku
Betapa kusesali adanya dirimu
Haruskah ku bertahan
Demi cinta ini yang tak mungkin
Andaikan saja ada keteguhan hati
Tuk membuka kembali jalan cinta ini
Biarkan ku menanti semua janji kita
Sampai batas waktu mengakhiri
Dan tak mungkin untuk kita bersama
Diatas perbedaan yang selamanya mengingkari
Dan tak mungkin bila ku melepasmu
Sungguh hati tak mampu
Mengertilah cintaku
Dan tak mungkin
Semestinya tak ada yang memisahkan cinta ini
Karena hanya dirimu satu cintaku ..

Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan ..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku ,terjadi pada siapapun.
Tuhan ..
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan ..
Bolehkah aku memohon satu hak kecil untuk-Mu
Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang
Tuhan ..
Bolehkah aku..
Hidup untuk waktu yang lama
Tuhan..
Bolehkan aku..
Tersenyum untuk waktu yang lebih lama
Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku..
Tuhan..
Bolehkan aku menjadi dewasa seperti burung yang terbang
sebebasnya dilangit
Tuhan..
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah dan teman teman
yang aku sayangi.
Tuhan..
Surat kecilku ini
Adalah permintaan terakhirku.
Andai aku bisa kembali..

Sabtu, 23 Juli 2011

PEDIH

Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan

Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam

Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagimu …

Right Here Waiting

Oceans apart day after day
And I slowly go insane
I hear your voice on the line
But it doesn't stop the pain

If I see you next to never
How can we say forever

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

I took for granted, all the times
That I though would last somehow
I hear the laughter, I taste the tears
But I can't get near you now

Oh, can't you see it baby
You've got me going crazy

I wonder how we can survive
This romance
But in the end if I'm with you
I'll take the chance


Senin, 18 Juli 2011

Bila Kau Disisiku

Bila malam pun tak berbintang
Dan bila angin pun tak berhembus
Hampa adanya duniaku ini  

Satu hari tanpa senyummu
Bagai hari yang tak bermentari
Terasa sepi dan tiada berarti

Ku ingin selalu dekat kamu
Ku ingin selalu jumpa kamu
Tak ingin berpisah lagi walau hanya sesaat
Terasa begitu indah, terasa begitu mudah …
Hari yang kan kujalani bila kau di sisiku

Aku tak kan pernah peduli
Atas apa yang mereka bilang
Karna dirimu yakinkan diriku

Minggu, 03 Juli 2011

3 Tahun Aku Mencintanya


Hore, akhirnya aku diterima di SMA favoritku..!! Dengar-dengar sih ceweknya cantik-cantik :)

Namaku Gilang. Aku anak tunggal. Aku baru saja lulus SMP. Besok aku sudah mulai MOS di SMA Surabaya yang terkemuka. Wah jadi berdebar-debar..

MOS..
Ternyata MOS ngga seburuk yang aku bayangkan. Aku bisa tetap semangat. Dan yang bikin aku tetap semangat karena ada cewe cantik. Namanya Yuni. Tanpa sadar aku sering ngeliatin dia, dan ketahuan!! Ughh..

Abis MOS, aku coba deketin nih cewe. Ngga susah, kayaknya dia enjoy-enjoy aja. Aku ingin tembak dia, tapi ngga berani. Huhuhu..

6 bulan berlalu.. Aku masih belum punya keberanian nembak dia. Tiba-tiba suatu hari kudengar dari teman-teman, dia sudah jadian sama Eka anak kelas sebelah!! Arrghhhh.. Ngga apa-apa deh, aku tetap berusaha. Hehehe. Tapi ternyata dia pacaran sama Eka cuma berjalan 1 bulan, wah kesempatan buat aku lagi nich..

Ngga terasa sudah hampir kenaikan kelas 2 SMA. Aku ikut pesta perpisahan kelas di villa di Malang. Tentunya akan kumanfaatkan kesempatan ini untuk nembak dia. Di villa aku terus deketin dia seperti orang pacaran sampai temen-temanku curiga. Huhuhu.. Setelah itu aku tembak dia dan dia menolak!! Alasannya ngga jelas banget. Ya udah deh aku coba lupain dia. Tapi susah sekali karena aku merasa dia cinta pertamaku.

Kelas 2 SMA aku ngga sekelas sama dia. Aku mulai mencari cewe lain. Akhirnya ketemu juga cewe yang lumayan. Hehehe. Namanya Lili. Aku deketin dia, dan dia juga ngga nolak. Aku jadian sama dia waktu pertengahan semester. Tapi ternyata pacaran ngga seindah yang aku bayangkan. Ternyata aku cuma pelampiasan bagi dia. Dia dulu diputusin sama mantannya padahal masih cinta. Dan sekarang aku cuma pelarian bagi dia. Aku tau dia ngga pernah cinta aku. Dan lebih buruknya lagi, dia putusin aku!! Betapa malangnya aku.. Aku ngga mencoba mencari cewe lagi sampai kenaikan kelas 3 SMA.

Di kelas 3 SMA aku sekelas lagi sama Yuni!! Wah gawat, bisa-bisa aku terkenang masa lalu lagi.. Ya benar, aku masih belum bisa lupain dia. Aku coba deketin dia lagi, tapi ternyata dia menjauh. Setelah itu aku tau kalau dia sudah punya cowo tapi ngga 1 sekolah. Sedihnya.. Oke aku harus cari cewe lain. Aku akhirnya tertarik sama adik kelas, namanya Nita. Aku jadian sama Nita pertengahan semester.

Ngga terasa sebentar lagi lulus SMA. Sebelum ujian akhir, sekolah mengadakan acara perpisahan ke Bali. Tentu saja aku ikut.

Aku sudah mempersiapkan segalanya untuk ke Bali. Sial sekali, aku masih belum bisa menahan perasaanku ke Yuni. Sekarang keadaannya begini, cewekku adik kelas tentunya ngga bisa ikut ke Bali, dan cowoknya Yuni ngga 1 sekolah jadi ngga ikut juga. Aku benar-benar tergoda untuk mendekatinya lagi. Dan dia ngga nolak!! Jadi aku semakin mendekati dia seperti pacar. Aku ke mana-mana berdua sama dia. Aku pegang tanggannya dah dia ngga nolak. Bisa dibayangkan kan betapa senangnya aku di Bali ini.. Teman-temanku bilang kalo kita berdua CLBK. Tapi aku ngga peduli.

Sampai pada hari terakhir di Bali, aku tetap berdua terus sama dia seperti pasangan yang jatuh cinta. Sewaktu pulang naik bis dari Bali, aku duduk berdua sama dia. Dia bersandar di bahuku sampai dia tertidur. Aku senang sekali. Kutatap wajahnya saat dia tertidur. Lalu aku berpikir, mungkin dia hanya memberi aku kenangan terakhir saja sebelum kelulusan. Ya benar. Makasih Yuni. Kamu benar-benar memberikan kenangan terindah buat aku. Lalu kukecup sekali dahinya dan aku ikut tidur.

Jumat, 01 Juli 2011

Doa Seorang Gadis Kecil

Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi… tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.
Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang.”
Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat…tiga kali. Nilainya harus benar-benar tepat.
Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian… tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal.
Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase.
Berhasil !
“Apa yang kamu perlukan?” tanya apoteker tersebut dengan suara marah. “Saya sedang berbicara dengan saudara saya.”
“Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama. “Dia sakit…dan saya ingin membeli keajaiban.”
“Apa yang kamu katakan?” ,tanya sang apoteker.
“Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang… jadi berapa harga keajaiban itu ?”
“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu.”
“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.”
Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, “Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”
“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Air mata mulai menetes dipipinya.
“Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi.
Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya… tapi saya juga mempunyai uang.”
“Berapa uang yang kamu punya ?” tanya pria itu lagi.
“Satu dollar dan sebelas sen,” jawab Sally dengan bangga.
“Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.”
“Wah, kebetulan sekali,” kata pria itu sambil tersenyum. Satu dollar dan sebelas sen… harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu. Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata, “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.”
Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal….
Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut.
“Operasi itu,” bisik ibunya, “Adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya”
Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut…satu dollar dan sebelas sen… ditambah dengan keyakinan.

Cerpen "Surat Buat Mama"


Entah kenapa pagi ini aku berniat membangunkan Kak Mitha. Tidak biasanya, ku ingin mengajaknya salat subuh. Mungkin aku ingin dia berubah dan kembali ke jalanNya, atau... apa mungkin karena pertengkaran kemarin dengan mama?
Entahlah, tapi yang jelas, saat pikiranku masih berkutat, tanganku sudah mengayun untuk mengetuk pintu kamarnya.
" Kak..?"
Kutunggu balasan untuk beberapa saat. Hening.
" Kak?"
Aku memanggilnya untuk kedua kali. Kali ini dengan nada lebih tinggi.
Tetap hening. Tak satupun sahutan keluar dari dalam.
Ah, bodohnya aku. Sejak kapan Kak Mitha bisa bangun sepagi ini? Biasanya toh ia paling cepat bangun jam tujuh. Itupun jika ada kuliah di kampusnya.
Tapi tubuhku tidak mau berkompromi. Tetap saja kuketuk pintu kamarnya untuk ketiga kali.
" Kak, salat yuk...?"
Seperti yang kuduga. Tak ada satupun sahutan dari dalam. Biasanya kalau sudah seperti itu, aku akan membalikkan badan dan membiarkannya bangun sendiri. Aku sudah bertabiat seperti semua yang lain disini. Dingin, tak acuh dan masa bodoh dengan urusan orang. Karena itukah seisi rumah seperti neraka?
Diluar control, tanganku tiba-tiba begitu saja sudah menggamit gagang pintu. Aah, ini benar-benar bukan kebiasaanku. Aku tak terbiasa mencampuri urusan orang lain seperti ini karena itulah yang ditanamkan padaku semenjak bertahun-tahun yang lalu, saat papa memutuskan untuk meninggalkan mama beserta keempat orang anaknya. Sejak papa pergi, kehidupan disini semakin kacau. Kalau sebelumnya aku hanya mendengar pertengkaran orang tua dan membereskan perabotan yang pecah, namun sekarang, aku harus merasa maklum dan lazim melihat mama pulang jam tiga pagi dengan alasan meeting, meeting dan meeting . Ahh.... mungkin itu juga yang membuat Kak Mitha seperti ini? Berapa kali juga kupergoki Kakak membawa teman kencannya menginap di rumah? Aku harus menutup mata melihat itu semua karena.... karena.... apa sih yang bisa kulakukan untuk melarang mereka? Dari pekerjaan itu meereka mendapat uang, dari situ mereka membiayai kami untuk bertahun-tahun. Aku jadi teringat sekarang. Setiap kakak membawa teman-teman kencannya ke rumah, dua hal yang selalu ia pesankan padaku adalah : " jangan masuk kamarku dan jangan beritahu mama" . aku selalu mengiyakan permintaannya. Aku tak pernah sekalipun memberitahu mama ataupun memasuki kamarnya saat ia membawa pria. Bahkan seingatku, aku jarang sekali masuk ke kamarnya. Tak lebih dari lima kali semenjak papa pergi kurasa. Tapi sekarang ini?
Entahlah, mungkin rasa sayangku yang begitu besar padanya membuatku ingin membuka pintu kamar ini.
" Kak? " panggilku lagi sebelum kutarik gagang pintu.
"Hmm.. tidak dikunci...," batinku perlahan.
Dengan mudah kutarik gagang pintu yang nampak sudah semakin aus, sebeluma akhirnya kuulangi ucapanku.
" Kaak..., sa............" panggilanku terhenti disitu.
Aku terperangah.
" Kakak???!!!!"

Memoriku melayang kembali ke pertengkaran kak Mitha dan mama malam tadi.
" Sejak kapan kamu jadi pelacur, hahh??!!!!"
Sentakan mama malam itu membangunkan si kembar yang sedari tadi tertidur pulas. Aku mengintip jam dinding.
" Sudah pukul sebelas malam, " batinku masygul.
Kuputar keras-keras tape recorder di kamar lantas meninabobokan kembali si kembar dengan susah payah.
" mama sudah datang ya Kak?" tanya Nia sembari mengucek-ucek matanya.
"Iya, " aku mengangguk pelan.
" Tapi mama capek, jadi jangan diganggu. Kalian cepat tidur ya, besok kan musti sekolah"
Setelah cukup yakin bahwa mereka sudah terlelap, perlahan-lahan aku beringsut dari kamar, dan bersegera menuju ruang tengah. Aku mengendap-endap di bawah sofa dan mendengarkan apa yang sedang dipertengkarkan mereka berdua, kakakku dan Mama.
" mama denger dari sapa?"
" kamu nggak perlu tahu mama dapat info dari mana. Bener nggak???!!!!!!"
" kalo iya terus kenapa?" ujar kak Mitha menantang.
Plaakkk !!! tamparan keras mendarat di pipi kakak. Aku hanya bisa melihat. Aku tak pernah kuasa berbuat. Mama memang temperamen sekali. Apalagi kalau sedang marah, tak ada satupun di rumah ini yang berani membantahnya.
" mama berani menampar aku? Apa salahku ma? Memang aku pelacur tapi aku bangga bisa membiayai adik-adik dengan profesiku ini..."
" Apa kau bilang haaahhh??? Profesi katamu.... itu pekerjaan hina Tha, hina!!!!"
" Lantas, kenapa mama jadi pelacur juga?"
Bagai hantaman keras di tubuh mama, beliau langsung terdiam begitu saja. Amarahnya seketika luluh, yang tersisa hanyalah gurat ketakutan yang seolah meliputi seluruh jiwanya.
" mama... mama.... ma.. maaa... bukan pelacur..." ujarnya, sejurus kemudian.
" Oya? " sambung kakak, sedikit sinis.
" Lantas kenapa aku bisa jadi seperti ini kalau bukan karena mengikuti jejak mama?"
Plaaakkkk.
" mama bukan pelacur. Kalau mama sering pulang pagi itu karena ada meeting"
itu adalah ucapan mama yang terakhir karena setelah itu mama langsung menyeret tas kerjanya, dan pergi begitu saja.
" jangan pergi ma!!" teriak Kak Mitha.
" ada hal yang ingin kubicarakan, tolong "
Mama hanya menoleh sebentar sebelum melengus kesal.
" Kita tak pernah bisa bicara berdua, "
" Kenapa mama harus selalu menghindar dari masalah?"
" Ma... Maa!!!!!"
Kak Mitha menarik-narik rok mama, namun dengan tangkas mama menangkis tangannya.
" Braakkk!!!!" suara daun pintu dibanting.
Dan mama pun pergi, seperti malam-malam kemarin.


Untuk mama,
Dari anak yang sangat menyayangimu
Mitha

Mama hanya bisa sesenggukan membaca kop surat itu.
Mama, aku tahu ini akan membuat mama sedih tapi aku rasa inilah jalan terbaik yang bisa kulakukan untuk kita sekeluarga.
Aku sudah menjadi pecandu sejak dua bulan yang lalu. Aku tak tahan harus menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk kokain yang telah begitu banyak menyiksaku. Aku memutuskan untuk berhenti Ma, dan kurasa sekali lagi, inilah jalan terbaik untukku.
Aku tahu kebutuhan ekonomi kita makin lama makin tinggi. Tia sebentar lagi kuliah dan si kembar sebentar lagi masuk SD. Sebenarnya aku bisa membantu mama untuk menghidupi mereka. Seperti yang sudah kuceritakan pada mama, pekerjaan sambilanku sebagai hostess bisa dibilang cukup untuk membantu mama menyekolahkan adik-adik. Tapi tidak lagi setelah aku kecanduan Ma! Uangku habis untuk nyabu dengan anak-anak, bahkan sering kurang. Untung aku belum ada keberanian untuk mencuri barang-barang di rumah kita seperti teman-temanku yang lain. Maka kurasa inilah jalan terbaik bagiku sebelum aku menyakiti mama lebih jauh.
Mama histeris setelah membaca baris itu. Surat sepanjang satu setengah halaman itu diremas-remasnya dengan gundah. Aku sendiri sibuk menenangkan si kembar yang sedari tadi bertanya-tanya kenapa mama menangis dan kenapa jasad kak Mitha terbujur kaku di ruang tengah.
Beberapa kali aku memergoki mama check in. Aku tak pernah menuntut mama untuk berkata jujur tapi aku sedih melihat mama bohong dari waktu ke waktu. Kalau memang itu pekerjaan mama, kenapa harus menutupinya dengan berpura-pura ke kantor tiap pagi? Mama tak pernah ke kantor, karena memang mama sudah tak bekerja disitu lagi. Kenapa harus berbohong padaku Ma? Kenapa?
Aku maklum jika mama menyembunyikan fakta itu dari Tia, karena dia terlalu kecil untuk memahami semua ini, tapi ma, kenapa mama harus menyembunyikan hal ini dariku? Aku bangga punya mama, apapun pekerjaan mama bagiku tak masalah. Karena berkat mama lah aku bisa mengenyam pendidikan. Aku tahu, banyak sudah yang mama korbankan untuk membuatku kuliah.
Mungkin terdengar konyol Ma, tapi sesungguhnya, Mamalah yang menginspirasiku untuk menjadi seorang hostess. Aku tahu mama kecewa sekali saat tadi aku mengatakan hal ini. Mama ingin aku menjadi gadis baik-baik, meneruskan kuliah dan mungkin membina rumah tangga, tapi aku tak bisa membiarkan adik-adik setiap saat mengeluh padaku tentang SPP nya yang menunggak, atau ngiri melihat teman-temannya jajan. Sungguh Ma, aku tak tega melihat mereka harus ikut menderita. Mereka masih kecil untuk ikut merasakan penderitaan keluarga, Ma!
Sungguh kepuasan tak terkira, saat melihat mereka berbinar-binar menerima uang saku dariku, saat mereka meloncat-loncat kegirangan kuajak ke swalayan, saat ada kado istimewa di hari ulang tahun mereka... ah... sungguh Ma, demi melihat semua itu, aku rela melakukan apapun! Aku tak peduli apa kata orang Ma, aku tak peduli!!
Maafkan aku Ma telah memilih jalan ini. Aku tahu aku salah, tapi aku tak bisa membiarkan mama semakin menderita dengan kehadiranku. Sudah kupilih jalan ini ma, maka ikhlaskan aku, dan kuharap mama bisa berubah. Aku tak ingin adik-adik menjadi seperti kita. Jaga mereka baik-baik.
Maaf,

Mitha
Mama kembali menjerit. Histeris. Aku menyuruh si kembar masuk ke kamarnya sebelum kuhampiri mama.
Kupeluk erat tubuhnya yang kelihatan sudah semakin menua.
" Aku juga sudah tahu apa kerja Mama dari dulu. Istri Om Bayu dulu pernah kesini dan melabrakku serta kakak. Tapi kami tidak tega memberitahu Mama"
Mama tertegun.
Aku menatapnya penuh kasih. Jujur aku merasa beruntung. Di tengah kemelut keluarga yang seakan tanpa ujung, sahabatku mengenalkan aku pada Remaja Mushala. Dari sini aku mulai kembali mengenal ajaran agama. Aku mulai rajin salat, suatu hal yang sudah kulupakan untuk waktu yang sangat lama.mereka memberiku siraman ruhani. Banyak... banyak sekali! Aku bersyukur tidak harus terjerumus dalam lembah yang gelap. Setiap aku merasa kusut, aku selalu melarikan diri pada mereka, menceritakan segala uneg-unegku dan dengan segenap hati mereka menuntunku untuk memasrahkan semuanya pada Allah. Sungguh jalan keluar yang terbaik.
Aku memang belum berjilbab seperti mereka karena aku merasa belum siap, tapi setidaknya, aku bersyukur tidak harus terjerumus ke pergaulan yang salah.
Aku melenguh. Kasihan kak Mitha...

Tanah pusara itu belumlah mengering. Mama hanya bisa mengamatinya dalam hampa. Melepaskan anak sulungnya kembali pada Tuhan bukan pekerjaan mudah. Polisi sebenarnya meminta mama untuk melakukan otopsi agar sebab kematian kakak jelas. Tapi mama menolaknya.
Ya Allah, apa yang bisa kulakukan untuk kakakku? Kenapa hidupnya harus berakhir seperti ini?
Aku jadi teringat salah satu doa yang sering diucapkan dalam salat.
" Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang engkau sesatkan"
"Ya Allah, bolehkah aku meminta agar Engkau melindungi Kak Mitha?"